Breaking

Jumat, 26 Maret 2021

Pencegahan Narkoba di Lingkungan Sekolah

 Pencegahan Narkoba di Lingkungan Sekolah 

Narkoba bukan barang baru di telinga kita. Sudah sering kita dengar atau lihat di tayangan TV atau di Jalan-jalan yang meminta kita untuk menjauhi Narkoba.


Namun apasih sebenarnya Narkoba itu?????

Berbagai jenis Narkoba

Berikut ini adalah jenis-jenis narkoba yang paling umum digunakan dan dampaknya bagi kesehatan:

1. Kokain

Kokain atau coke termasuk dalam jenis narkoba yang sangat adiktif dan bisa memengaruhi sistem saraf pusat. Obat yang terbuat dari ekstrak daun tanaman koka ini berbentuk bubuk atau kristal putih halus dan bisa digunakan dengan cara disuntik, dihisap, atau dihirup.

Walaupun bisa dimanfaatkan dalam beberapa prosedur medis, kokain bisa disalahgunakan untuk tujuan rekreasional dapat memicu otak melepaskan dopamin dan menciptakan rasa gembira untuk sesaat.

Karena efek yang dirasakan bersifat sementara, seseorang jadi harus menggunakan kokain berulang kali untuk mempertahankan sensasi gembira yang didapatkan. Hal ini tentunya dapat meningkatkan risiko terjadinya beberapa masalah kesehatan, seperti:

  • Depresi atau kecemasan
  • Aritmia
  • Denyut jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh meningkat
  • Kerusakan usus
  • Kehilangan nafsu makan dan kekurangan gizi
  • Kehilangan penciuman (anosmia), terutama bila penggunaan kokain melalui hidung
  • HIV dan hepatitis C

Kokain juga diketahui bisa memicu perilaku kejam dan tidak terduga yang dapat meningkatkan risiko pelanggaran hukum.

Efek samping penyalahgunaan kokain, termasuk serangan jantung, kejang, dan henti napas, bisa terjadi kapan saja. Bahkan, kematian akibat overdosis bisa terjadi pada penggunaan kokain yang pertama kali, terutama jika digunakan bersamaan dengan alkohol.

2. Ganja

Ganja mengacu pada daun, bunga, batang, dan biji dari tanaman Cannabis sativa yang dikeringkan. Jenis narkoba yang terkenal dengan sebutan “cimeng” ini biasanya digunakan dengan cara dihisap seperti rokok, dimasukkan ke makanan, atau diseduh sebagai teh.

Di beberapa negara, ganja dengan dosis dan kandungan tertentu dapat digunakan sebagai terapi tambahan untuk beberapa penyakit, seperti multiple sclerosis (MS), penyakit Alzheimer, dan penyakit Crohn. Namun di Indonesia, ganja temasuk ilegal karena risiko masalah kesehatannya jauh lebih besar dari manfaatnya.

Ganja mengandung bahan kimia psikoaktif yang bekerja pada otak dan menyebabkan perubahan pada sensasi tubuh, perasaan, gerakan, pemikiran, dan ingatan. Perubahan ini membuat penggunanya merasa senang sesaat dan sensasinya sering disebut dengan “high”.

Bahan psikoaktif ini juga bisa membuat efek ketagihan dan berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan karena dapat menimbulkan:

  • Gangguan kognitif (daya berpikir)
  • Gangguan pernapasan
  • Peningkatan detak jantung
  • Risiko serangan jantung
  • Pemikiran bunuh diri

3. Ekstasi

Ekstasi adalah obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal karena efek halusinasi dan stimulannya (membuat bersemangat). Jenis narkoba ini berisiko tinggi disalahgunakan dan bisa menyebabkan ketergantungan.

Ekstasi diketahui dapat meningkatkan suasana hati, energi, nafsu makan, dan gairah seksual. Namun, ketika efek tersebut berakhir, ekstasi dapat memberikan efek samping seperti kebingungan, depresi, kecemasan, dan gangguan tidur, sehingga membuat penggunanya membutuhkan dosis tambahan.

Selain itu, ekstasi juga bisa menyebabkan:

  • Denyut jantung dan tekanan darah meningkat
  • Otot menegang
  • Mual
  • Penglihatan kabur
  • Pusing
  • Berkeringat atau kedinginan

Efek penyalahgunaan ekstasi yang berlebihan bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius, seperti hipertermia, gangguan kerja jantung dan pembuluh darah, gangguan mental, perilaku impulsif yang berbahaya, dan overdosis.

4. Heroin

Heroin atau putaw adalah jenis narkoba adiktif yang berasal dari bunga opium poppy. Beberapa obat yang segolongan dengan heroin dapat dimanfaatkan sebagai pereda nyeri di beberapa kasus medis.

Namun, heroin termasuk dalam narkoba ilegal karena memiliki efek samping yang berbahaya, cepat diserap ke dalam otak, dan bisa membuat orang sangat ketagihan hingga sulit berhenti.

Jenis narkoba ini hadir dalam bentuk bubuk putih atau cokelat yang bisa digunakan dengan cara disuntik, dihirup, atau dihisap. Efek langsung yang didapatkan dari penyalahgunaan heroin adalah perasaan senang dan tenang.

Namun, setelah efek awal ini, pengguna jadi tidak bisa berpikir jernih serta bolak-balik merasa mengantuk dan terjaga. Selain itu, pengguna juga bisa mengalami efek samping, seperti:

  • Kesulitan bernapas
  • Kemerahan pada kulit
  • Mulut kering
  • Pupil menyempit
  • Mual

Sementara itu, overdosis heroin bisa menyebabkan pengguna mengalami hipotensi, bibir dan kuku membiru, kaku otot, kejang, henti napas, hingga kematian.

5. Methamphetamine

Methamphetamine atau sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulan yang bekerja pada sistem saraf pusat dan sangat adiktif. Jenis narkoba ini termasuk dalam daftar narkoba yang paling sering disalahgunakan di Indonesia. Sabu-sabu berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau, dan terasa pahit.

Biasanya, sabu-sabu digunakan dengan cara ditelan, dihisap, atau disuntikkan. Penyalahgunaan jenis narkoba ini dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti:

  • Nafsu makan turun
  • Napas lebih cepat
  • Detak jantung lebih cepat atau tidak teratur
  • Peningkatan tekanan darah dan suhu tubuh
  • Kulit kusam, mulut kering, dan gigi patah atau bernoda

 

Upaya pencegahan meliputi 3 hal :

1.     Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi.

 Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.

Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.

2.     Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA.

3.     Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.

 Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA :

1.     Mengasuh anak dengan baik.

-                 penuh kasih sayang

-                 penanaman disiplin yang baik

-                 ajarkan membedakan yang baik dan buruk

-                 mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab

-                 mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi         tertentu.

2.     Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat, ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.



3.     Meluangkan waktu untuk kebersamaan.

4.     Orang tua menjadi contoh yang baik. Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.


5.     Kembangkan komunikasi yang baik

Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat anak.

6.     Memperkuat kehidupan beragama.

Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.

7.     Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan anak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar